Istilah Gen M dipopulerkan oleh Yuswohadi dan kawan-kawan dalam tulisannya berjudul  Gen M: Generation Muslim, Islam itu Keren . Meski bagi ...

Gen M?



Istilah Gen M dipopulerkan oleh Yuswohadi dan kawan-kawan dalam tulisannya berjudul Gen M: Generation Muslim, Islam itu Keren. Meski bagi sebagian yang lain, Gen M juga dapat dimaknai sebagai Generasi Milenium (milenium, bukan milenial. Milenium adalah kata baku dari milenial. Hehe). Saya sendiri tahu istilah Gen M bermakna Generasi Muslim baru akhir-akhir ini –bahkan lebih tahu secara jelas saat ikut talkshow Crown yang diadakan oleh kemuslimahan Unpad kemarin.

Gen M memiliki karakteristik yang telah ditulis dan dijabarkan oleh banyak penulis; temasuk dikaitkan dengan sejarah dan kondisi islam di Indonesia sejak zaman dahulu kala. Namun, di antara sekian banyak definisi terkait Gen M, saya memiliki simpulan sendiri yang tak sedikit saya dapatkan dari acara talkshow kemarin (ngomong-ngomong, pematerinya adalah Nabila hayatina, Karina Hakman, dan dr. Davrina). Generasi Muslim adalah orang-orang yang taat pada Allah dengan menggunakan landasan Quran dan Sunnah, pun meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai manusia terbaik sepanjang zaman. Sesimpel itu? Ya! Dengan segala perkembangan zaman beserta perangkat teknologi yang semakin canggih, generasi muslim mampu masuk dalam perkembangan zaman sebagai pengguna dan pengendali; pionir bukan pengikut. Tentu tak lain sebagai tugas utama di bumi yakni khalifah dan memiliki korelasi yang erat dengan islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Terus selanjutnya, apa yang harus kita lakukan?

Islam mengajarkan keseimbangan dalam kehidupan; baik hidup di dunia maupun hidup di akhirat. Dunia dan akhirat adalah anugerah dari Allah, pun keduanya adalah mutlak milik Allah. Dalam aplikasinya, islam tidak mengajarkan selama 24 jam kita harus berdiam diri di masjid, tilawah dan salat tiada henti. Bukan. Kita justru dituntut untuk punya prestasi, gengs! Prestasi apa? Prestasi dalam bentuk amalan shalih yang bermanfaat untuk orang banyak, dijalankan secara profesional, dan berkah. Amalan apa? Amalan apa pun! Amalan yang diwujudkan dalam kemampuan-kemampuan kita di bidang yang kita sukai. Amalan yang dihasilkan dari ilmu-ilmu yang kita pelajari selama sekolah dan kuliah. Amalan-amalan inilah yang sangat bersesuaian dengan sabda Rasul, bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Berprestasi dengan bermanfaat, tentunya dapat diawali dari hal kecil sekali pun. Hal-hal kecil yang dilakukan ikhlas dan terus-menerus, hasilnya akan terkumpul meninggi hingga melangit. Di bumi ia dicintai, di langit ia dijunjung tinggi. Keren banget, kan! Tapi ternyata gengs, ada juga prestasi dengan amalan-amalan yang bisa terputus dari rahmat Allah. Prestasi tersebut tidak membawa berkah atau kebaikan yang berlipat-lipat bahkan untuk dirinya sendiri. Mengapa? Karena amalan yang dilakukan tersebut terputus dari niat karena Allah. Amalan tersebut tidak menyertakan Allah saat melakukannya. Makanya, mulai saat ini, saat hendak melakukan apa pun dalam aktivitas kita, sertakan “bismillah” dan niat “cukup buat Allah aja”. Dunia milik Allah, kita milik Allah, dan kita kembali pada Allah. Dengan begitu, segala aktivitas kita akan menjadi ibadah untuk kita!

Maka Gen M sebagai muslim di zaman milenium, adalah mereka yang berdiri, berjalan, hingga berlari menjejakkan kaki di bumi dengan iman di hati, berprestasi menebar manfaat dari ujung hingga tepi. Mereka yang berperan dalam peradaban sebagai generasi rabbani.

0 comments: